Edukasi Taman Nasional Kepulauan Togean
Belajar Menjaga Irama Laut Togean
Dalam denyut nadi Teluk Tomini yang tenang, irama laut Togean berdenyut melalui gelombang yang menyapa terumbu karang berwarna pelangi dan pepohonan mangrove yang melindungi pantai, di mana belajar konservasi berarti memahami keseimbangan halus antara tangan manusia dan ekosistem dari patroli melawan penangkapan ikan berbahaya hingga sosialisasi bagi nelayan Bajo, setiap langkah edukasi ini membangun kesadaran bahwa menjaga ritme alam bukan hanya kewajiban, melainkan cara untuk memastikan suara ombak dan kicau tarsius Togean tetap bergema bagi keturunan kita, melalui program “Visit to School” yang menyentuh hati siswa setempat dengan cerita nyata pelestarian.
Merawat Warisan Biru Pulau Togean

Patroli Berkelanjutan Perairan
Melibatkan masyarakat lokal dalam pengawasan harian untuk cegah kerusakan terumbu, membangun rasa tanggung jawab melalui pelatihan rutin.

Pengolahan Sampah Laut
Ajarkan daur ulang plastik pantai kepada warga, ciptakan bank sampah desa untuk jaga kebersihan perairan biru.

Penanaman Mangrove Lestari
Libatkan siswa tanam bibit bakau di zona abrasi, pahamkan fungsi perlindungan badai & sarang biota laut.

Ekowisata Berbasis Pengetahuan
Sertifikasi pemandu lokal soal cerita Bajo & ekosistem, pastikan kunjungan wisatawan tingkatkan kesadaran konservasi.
Manfaat Edukasi Konservasi Taman Nasional Kepulauan Togean
Edukasi konservasi di Taman Nasional Kepulauan Togean tidak hanya membekali generasi muda dengan pengetahuan tentang 596 spesies ikan endemik dan 315 jenis terumbu karang, tapi juga menumbuhkan empati mendalam terhadap ancaman seperti penangkapan dinamit, sehingga lahir aksi nyata seperti kolaborasi nelayan dengan patroli rutin yang mengurangi kerusakan 20% dalam dua tahun terakhir manfaatnya merembet ke pemberdayaan ekonomi melalui ekowisata berkelanjutan, di mana masyarakat Bajo belajar mengubah pengetahuan jadi mata pencaharian hijau, akhirnya menjaga harmoni alam sambil mendukung kesejahteraan lokal dan kontribusi global terhadap ‘coral triangle’ yang vital bagi iklim dunia.

